SOLOPOS.COM - Ilustrasi BPJS Kesehatan. (Ilustrasi/Solopos Dok).

Solopos.com, MADIUN – Sejumlah warga di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menjadi korban penipuan bermodus ganti kartu BPJS Kesehatan. Dalam menjalankan aksinya, pelaku penipuan itu mengaku sebagai petugas dari BPJS Kesehatan.

Atas peristiwa itu, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Madiun, Wahyu Dyah Puspitasari, menegaskan bahwa pelaku tersebut bukan pegawai dari BPJS Kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya, setiap petugas akan mengenakan seragam BPJS Kesehatan dan name tag atau tanda pengenal.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Sudah dipastikan itu bukan pegawai BPJS Kesehatan,” tegas Ita saat dihubungi Solopos.com, Selasa (25/6/2024).

Ita menegaskan seluruh layanan yang diberikan kepada masyarakat tidak dikenakan biaya alias gratis.

Mengenai modus operandi pelaku penipuan yang mengubah kartu Askes menjadi kartu BPJS Kesehatan, Ita menuturkan layanan kesehatan BPJS Kesehatan bisa diberikan dengan kartu Askes maupun KTP.

“Jadi kalau di kami itu sudah tidak ada lagi namanya cetak kartu. Layanan peserta itu boleh menggunakan KTP saja, atau pakai kartu digital yang ada di aplikasi Mobile JKN,” jelasnya.

Dia menuturkan ada tiga warga yang menjadi korban penipuan tersebut. Namun, hanya dua orang yang telah menyetorkan uang kepada pelaku.

“Kami kemarin sudah mendatangi korban. Kemudian kami diberi nomor telepon mereka [pelaku], tapi saat kami hubungi sudah tidak bisa [dihubungi],” ujar Ita.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemkab Magetan beserta pemerintah desa setempat.

Mengenai laporan ke pihak kepolisian, Ita menyampaikan sejauh ini belum ada rencana melaporkan penipuan yang mencatut nama BPJS Kesehatan tersebut. Namun, pihaknya akan melakukan rapat internal terlebih dahulu untuk menentukan tindak lanjutnya.

Dia juga meminta kepada kepala desa untuk ikut memberikan penjelasan kepada masyarakat supaya kalau ada yang mengaku-ngaku sebagai petugas BPJS Kesehatan diabaikan saja. Apalagi mereka melakukan aksi dengan meminta uang. Layanan BPJS Kesehatan bisa diakses secara gratis.

BPJS Kesehatan meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap upaya penipuan yang mengatasnamakan BPJS Kesehatan.

Ita menambahkan, harapannya masyarakat juga tidak mudah untuk memberikan data-data pribadi yang belum jelas legalitasnya, sehingga harus selalu waspada dan berhati-hati menjaga kerahasiannya.

Petugas Gadungan Tarik Rp300.000

Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga di Kabupaten Magetan tertipu oleh orang yang mengaku sebagai petugas dari BPJS Kesehatan. Warga Desa Nitikan, Kecamatan Plaosan, itu mengaku didatangi pelaku untuk mengurus kartu BPJS Kesehatan.

“Bapak saya ini pensiunan kebetulan sedang ada di rumah sendirian. Tiba-tiba didatangi seseorang yang mengaku petugas BPJS [kesehatan] yang menawarkan Askes yang dimiliki akan dipindah ke BPJS dan siap mencetakkan kartunya,” kata Supriyanto, salah seorang yang rumahnya didatangi pelaku, Senin (24/6/2024).

Supriyanto menjelaskan, pelaku itu dengan manisnya menjelaskan tentang regulasi untuk mengurus kartu BPJS Kesehatan serta manfaat mempunyai BPJS Kesehatan. Namun, akhirnya pelaku menawarkan jasa untuk membuatkan BPJS Kesehatan tersebut dengan biaya sebesar Rp300.000.

Selain menawarkan jasa untuk mengubah kartu Askes menjadi BPJS Kesehatan. Pelaku juga menawarkan jasa untuk pembuatan kartu BPJS Kesehatan.

“Orang yang mengaku petugas BPJS itu mematok harga Rp300.000 untuk biaya dan langsung jadi selama satu hari,” imbuhnya.

Namun, setelah menerima pembayaran tersebut, pelaku tak kunjung datang ke rumah korban. Dalam menjalankan aksinya, selama satu hari di Desa Nitikan, pelaku mendatangi banyak rumah.

“Tetangga sini juga banyak yang didatangi dan banyak yang tergiur. Akhirnya membayar namun sampai beberapa hari ditunggu petugas itu tidak kembali,” ungkapnya.

Selain itu, kejadian yang sama juga terjadi di Desa Bangsri, Kecamatan Ngariboyo, Magetan.

Modus pelaku sama, yakni dengan mendatangi rumah-rumah para warga lansia yang tinggal sendirian. Hal itu membuat para warga resah dan khawatir jika itu menimpa keluarganya.

“Ya resah mas dengan begitu kita jadi khawatir. Harapanya pelaku dapat segera ditangkap agar tidak menipu orang kecil lagi,” ujar Yuliana, warga Desa Bangsri.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya