SOLOPOS.COM - Pihak Dinas Pendidikan Jatim saat melayat ke rumah duka. (ANTARA/HO-Dinas Pendidikan Jatim)

Solopos.com, SURABAYA – Seorang siswa SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun berinisial GPN, 16, meninggal dunia secara mendadak. Pihak keluarga menduga kematian GPN janggal.

Sebelumnya, siswa kelas X SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun itu dalam kondisi sehat dan baik-baik saja saat pulang ke rumahnya di Kabupaten Ngawi pada dua pekan sebelum meninggal dunia. Siswa GPN meninggal dunia pada 12 Juni 2024.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Terkait kasus tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, mengatakan tidak ada dugaan kekerasan terkait kasus meninggalnya siswa GPN tersebut.

Aries dalam keterangan di Surabaya, Kamis (27/6/2024), menyatakan berdasarkan laporan yang diterima dari Kepala SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, Agus Supriyono, almarhum menderita infeksi paru-paru dan saluran kencing yang berdampak ke otak. Hasil ini didapat dari rekam medis RS Widodo Ngawi.

“Sementara untuk kekerasan fisik dari laporan yang saya terima tidak ada. Hasil rontgen juga menyatakan dada ada bronkitis, kepala normal. Namun, terlepas dari itu, saya atas nama Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur mengucapkan turut berbela sungkawa kepada keluarga,” ucapnya yang dikutip dari Antara.

Pj Wali Kota Batu itu juga menceritakan bahwa sebelum meninggal, GPN masih sempat mengikuti kegiatan persiapan class meeting di sekolah, termasuk almarhum sempat ikut berlatih menari untuk persiapan tampil.

“Namun di hari Sabtunya [8/6/2024] sekitar pukul 19.30 WIB, almarhum mengeluhkan pusing dan demam. Oleh pengasuh dan temannya dibawa ke UKS di bawah pengawasan perawat jaga malam,” katanya.

Kemudian karena kondisi melemah, almarhum dirujuk ke UGD RSUD Kota Madiun. Tidak ada perkembangan dan terus menurun, kemudian oleh keluarga langsung dirujuk ke RS Widodo Ngawi dan masuk ruang ICU.

Kabar meninggalnya GPN baru diterima oleh Disdik Jatim dan sekolah pada Rabu (12/6/2024). Ia juga mengakui Tim Kasatreskrim Polresta Madiun juga melakukan konfirmasi ke sekolah, keluarga, dan pihak rumah sakit, untuk memastikan sebab meninggalnya GPN.

“Dari hasil rekam medis yang dipegang Kasatreskrim ini yang membuat kami menyangkal adanya kekerasan di sekolah terhadap ananda GPN. Dan hasil ini juga dibacakan di depan orang tua almarhum bahwa memang meninggalnya ananda karena sakit infeksi paru,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya