SOLOPOS.COM - Ilustrasi jebakan tikus beraliran listrik di rumah (Istimewa-Shopee)

Solopos.com, NGAWI – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ngawi mendesak pemerintah segera memberi solusi para petani untuk membasmi hama tikus. Hal itu dikarenakan banyaknya korban berjatuhan akibat jebakan tikus beraliran listrik.

Setidaknya tujuh orang warga Kabupaten Ngawi meninggal dunia dalam lima bulan terakhir karena tersengat jebakan tikus menggunakan kawat beraliran listrik. Bahkan, Dua petani sudah masuk bui akibat jebakan tikus menggunakan aliran listrik yang dipasangnya menyebabkan petani lain harus  meregang nyawa.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ditemui usai memimpin rapat Paripurna, Ketua DPRD Ngawi, Heru Kusnindar, menegaskan pihaknya mendorong pemerintah untuk memberikan solusi, bukan hanya menakut-nakuti dengan bui. Pasalnya para petani mengambil langkah ekstrem untuk memasang jebakan tikus beraliran listrik itu karena sudah sangat resah dengan hama tikus yang menyerang lahan pertaniannya.

“Saya kira masyarakat sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi hama itu. Kami mendesak pemerintah harus hadir dalam hal ini,” katanya kepada Solopos.com, Kamis (13/6/2024).

Heru menambahkan, jika masyarakat tidak segera diberi solusi untuk mengatasi hama tikus ini maka dikhawatirkan mereka akan tetap memasang jebakan tikus beraliran listrik. Tidak menutup kemungkinan masih akan ada korban-korban lain yang meninggal akibat tersengat aliran listrik jebakan tikus.

“Dengan nama besar Ngawi sebagai lumbung padi nasional, ternyata di lapangan kok agak kontradiktif. Undang-undang tentang pertanian dan kelistrikan seakan-akan kok ditabrak, jangan hanya wacana karena ini warning yang serius,” imbuhnya.

Heru juga menegaskan, jika menggunakan jebakan listrik itu bukan solusi yang tepat untuk membasmi hama tikus. Pasalnya, jebakan beraliran listrik itu dinilai sangat berbahaya dan tak ada yang lebih berharga ketimbang nyawa.

“Nyawa itu jauh lebih penting dari pada tikus. Ini menjadi bagian target, mudah-mudahan ke depan segera terealisasi dan ditemukan formula terbaik untuk memberantas hama,” tandasnya.

Sementara itu menanggapi keluhan dari berbagai elemen masyarakat termasuk usulan dari DPRD Ngawi, Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko mengatakan, tidak perlu untuk mengeluarkan perda tentang larangan menggunakan jebakan tikus beraliran listrik. Menurutnya sudah ada aturan yang mengatur terkait larangan iu.

“Kalau itu sebenarnya tanpa surat edaran pun sudah ada larangan, kalau itu sudah membahayakan orang lain dan itu dilarang,”katanya.

Meski demikian, pemerintah juga berjanji akan segera mencarikan solusi terbaik bagi para petani untuk membasmi hama tikus yang menyerang tanamannya. Dalam waktu dekat pemerintah juga akan menggandeng pihak akademisi untuk membuat suatu terobosan yang solutif untuk membasmi tikus tanpa menggunakan jebakan beraliran listrik.

“Dalam waktu dekat akan kita kompare dari beberapa masukan, kami juga akan bekerja sama dengan akademisi untuk menemukan formula terbaik untuk memberi solusi kepada petani,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya